Begitu rumit susunan tubuh kita,disusun mulai dari banyak sel-sel dengan fungsinya masing-masing,sampai membentuk suatu model sempurna seperti tubuh kita.Daging yang dikenal dalam istilah sehari-hari,dalam istilah biologi biasa disebut dengan otot.
Sistem otot menghasilkan begitu banyak gerakan dengan menggunakan otot sebagai tim yang terkoordinasi.Jaringan otot menciptakan gerakan tubuh dan juga sebagai sumber tenaga bagi proses internal tubuh.Dari setak jantung dan pergerakan makanan dalam usus,sampai ke penyesuaian diameter arteri dan pemfokusan mata.Sistem otot lebih mengarah ke fisik,pemakaian otot secara teratur akan mencegah penyusutan,serta cedera otot lebih sering terjadi daripada penyakit otot.Namun demikian,otot tidak bisa bekerja tanpa bantuan sistem saraf.Sistem saraf yang merangsang dan mengintegrasikan aktivitas otot.
Otot adalah "daging" tubuh.Otot menonjol dan bergelombang tepat di bawah kulit,dan tersusun dalam lapisan bersilangan ke arah bawah sampai ke tulang.Tugas otot adalah berkontraksi dan menarik tulang tempat otot melekat.Biasanya berkontraksi dalam kelompok,menggerakkan tulang dengan sudut yang akurat dan jarak yang tepat.
Kelainan pada otot dan tendon diantaranya sebagai berikut:
1. kram dan robekan otot
kram otot adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah kerusakan menengah padajaringan lunak sampai serat otot,biasanya disebabkan oleh gerakan kuat mendadak.
2.tendon putus
tendon achilles melekatkan otot betis ke tulang tumit.Tendon ini dapat putus akibat gerakan tiba-tiba dan dapat diobati dengan tindakan bedah dan imobilisasi dengan gips.
3.miastenia gravis
disebabkan oleh antibodi yang menyerang dan perlahan menghancurkan reseptor penerima sinyal saraf dalam serat otot.Hasilnya, otot tidak terangsang untuk berkontraksi,atau hanya merespon sangat lambat.Gejala awal berupa turunnya kelopak mata (atas) karena melemahnya otot wajah.Otot yang terlibat dalam mengunyah dan menelan juga terkena,sehingga makan menjadi sulit.
NENNI SULFAJRI
maple
Senin, 26 Maret 2012
Minggu, 25 Maret 2012
jaringan epitel kelenjar
A.
Latar
Belakang
Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan yang dibentuk
oleh sel-sel terkhususkan dalam menghasilkan suatu sekret cair yang
komposisinya berbeda dengan komposisi darah dan cairan intra sel. Proses ini
disertai dengan sintesis makromolekul intra sel. Senyawa-senyawa tersebut
biasanya disimpan dalam bentuk butir-butir kecil yang disebut granula
sekretori.
Kelenjar dibentuk dari jaringan epitel.
Sel-sel epitel berproliferasi dan menembus ke dalam jaringan penyambung atau
jaringan ikat. Mereka dapat mempertahankan hubungannya atau tidak. Bila
hubungan tidak dipertahankan, terbentuk kelenjar endokrin. Sel-sel kelenjar ini
dapat tersusun dalam bentuk tali atau folikel. Lumen folikel mengumpulkan
sejumlah besar sekresi. Bila hubungannya dipertahankan, maka terbentuk kelenjar
eksokrin.
Semua kelenjar eksokrin dalam tubuh
tersusun atas sel-sel epitel. Hal yang sama terdapat pada kelenjar endokrin
kecuali pada pars nervosa hipofisis dan medulla glandula adrenal yang keduanya
terdiri atas jaringan saraf termodifikasi.
Kelenjar eksokrin dapat berupa satu sel
atau uniseluler misalnya sel goblet pada epitel saluran pernapasan bagian atas
atau pada usus halus. Seperti halnya kelenjar eksokrin, kelenjar endokrin dapat
bersifat uniseluler atau multiseluler.
Dalam praktikum ini, kita melakukan
pengamatan pada berbagai jenis kelenjar yang disusun oleh sel-sel epitel dan
juga mengamati secara langsung bentuk-bentuk dan jenis sel yang menyusun
kelenjar endokrin maupun kelenjar eksokrin tersebut. Dengan melakukan
pengamatan secara langsung, kita dapat membandingkan berbagai jenis sel epitel
yang menyusun kelenjar-kelenjar tersebut dan menemukan perbedaan antara sel-sel
epitel yang menysusun semua kelenjar tersebut.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.
Mengamati epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak
menanduk
2.
Mengamati kelenjar uniseluler dan multiseluler
3.
Mengamati kelenjar mukosa dan serosa
4.
Mengamati kelenjar adrenal
5.
Mengamati kelenjar keringat dan kelenjar sebaceus
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Jaringan epitel kelenjar,
yaitu jaringan yang dibentuk oleh sel-sel terkhususkan dalam menghasilkan suatu
sekret cair yang komposisinya berbeda dengan komposisi darah dan cairan intra
sel. Proses ini disertai dengan sintesis makromolekul intra sel.
Senyawa-senyawa tersebut biasanya disimpan dalam bentuk butir-butir kecil yang
disebut granula sekretori (Adnan, 2006).
Menurut anonim
(2008), Sebagai jaringan yang menutup seluruh permukaan luar dan dalam tubuh
setiap organisme, jaringan epitel mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai
pelindung
2. Sebagai
kelenjar
3. Sebagai
penerima rangsang
4. Sebagai lalu
lintas keluar masuknya zat
Jenis epitel lain
adalah membran mukosa yang menyekresi suatu larutan untuk menjaga suatu
permukaan tetap basah dan terlumasi. Permukaan bebas beberapa membran mukosa
memiliki silia yang memindahkan lapisan tipis mukus di sepanjang permukaan.
Pada saluran pernafasan misalnya, epitel nersilis menyapu debu dan partikel
kembali ke saluran udara untuk membantu agar paru-paru tetap bersih (Bresnick,
2003).
Jaringan epitel
ada yang berfungsi sebagai kelenjar dalam arti mampu menghasilkan sekreta.
Sebagian besar organ tubuh bagian dalam berisi kelenjar dalam satu atau bentuk
lain dan hasil pemisahan itu mungkin didistribusikan secara luas. Kelenjar
dapat bersifat endokrin atau eksokrin (Dellmann, 1989).
Berdasarkan cara
menyalurkan sekretnya, kelenjar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelenjar
eksokrin, kelenjar endokrin, dan kelenjar campuran. Kelenjar eksokrin, yaitu
kelenjar yang menegeluarkan sekretnya melalui saluran pelepasan, misalya
kelenjar parotid, kelenjar mammae, dan kelenjar keringat. Kelenjar endokrin
yaitu, kelenjar yang tidak memiliki saluran pelepasan, oleh sebab itu sekretnya
digetahkan ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limfa dan dibawah ke seluruh
jaringan tubuh. Sekret yang dihasilkan dinamakan hormon. Contoh kelenjar
endokrin, yaitu kelenjar tiroid. Kelenjar campuran, yaitu kelenjar yang
dibangun oleh kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin, misalnya kelenjar
pankreas. Sebagai kelenjar eksokrin, kelenjar pankreas menghasilkan enzim,
seperti enzim lipase, amilase, dan tripsinogen. Sedangkan sebagai kelenjar
endokrin, pankreas menghasilkan hormon, yaitu insulin (Adnan, 2006).
Jaringan
pulau-pulau Langerhans tersebar di pankreas. Pulau-pulau itu mengandung sel-sel
pensekresi hormon. Sel-sel alfa mensekresikan glukagon, yang cenderung
meningkatkan kadar gula darah; sel-sel beta menghasilkan insulin, yang
barangkali merupakan satu-satunya hormon yang bertanggung jawab atas penurunan kadar
gula darah. Somatostatin dalam jumlah kecil juga dihasilkan dalam pulau
Langerhans, pada sel-sel delta. Hormon tersebut telah diasosiasikan dengan
pelambatan pertumbuhan dan juga berperan sebagai modulator transmisi impuls
saraf. Baru-baru ini telah ditunjukkan kalau somatostatin terlibat dalam
regulasi produksi insulin dan glukagon. Insulin dan glukagon sebenarnya adalah
protein-protein kecil, sedangkan somatostatin adalah peptida yang lebih
sederhana (Fried, 2005).
Berdasarkan
banyaknya sel-sel epitel yang membangunnya, kelenjar dibedakan atas kelenjar
uniseluler dan multiseluler. Kelenjar uniseluler, yaitu kelenjar yang hanya
dibangun oleh satu sel, misalnya sel goblet pada usus halus atau pada saluran
pernafasan. Kelenjar multiseluler, yaitu kelenjar yang dibangun oleh banyak
sel, terdiri atas dua kelompok, yaitu kelenjar sederhana dan kelenjar kompleks
(Adnan, 2008).
Kelenjar-kelenjar
adrenal, yang salah satunya terletak di atas atau, pada sebagian vertebrata, di
samping masing-masing ginjal, adalah struktur-struktur yang relatif kecil, yang
terdiri atas dua bagian yang berbeda. Keseluruhan kelenjar itu dikelilingi oleh
sebuah kapsul pelindung (Fried, 2005).
Korteks adrenal,
lapisan di sebelah luar, berasal dari lapisan mesoderm dan, pada gilirannya,
terdiri atas tiga lapisan yang berbeda. Tepat di bawah kapsul terdapat zona
glomerulosa, yang merupakan lokasi utama sekresi mineralkortikoid, steroid
utama pengontrol natrium pada manusia. Glukokortikoid, disekresikan oleh
lapisan kortikal tengah, yang disebut zona fasiculata. Zona paling dalam
korteks adrenal, zona retikularis, mensekresikan sebagian glukokortikoid dan
androgen-androgen pemaskulinasi dalam jumlah signifikan (Fried, 2005).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari
/ tanggal : Jumat, Mei
2011
Waktu : Pukul 13.00 s.d.15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III Barat FMIPA UNM
B.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.
Mikroskop
2.
Preparat awetan human brown skin
3.
Preparat awetan duodenum / intestine
4.
Preparat awetan papilla sirkumvalata
5.
Preparat awetan pankreas
6.
Preparat awetan kelenjar adrenal
C.
Prosedur Kerja
Pengamatan I:
a. Mengamati secara seksama kedudukan sel goblet di antara sel-sel epitel
usus dan sel argentafin.
b. Mengamati secara seksama kedudukan crypt of lieberkuhn di antara
vili-vili usus pada daerah mukosa.
Pengamatan II:
a. Mengamati secara seksama papilla sirkumvalata, memperhatikan daerah
lamina propria serta kedudukan kelenjar serosa.
b. Mengamati secara seksama acini serosa dan inti sel sentro-asiner serta
mengamati secara seksama satu pulau langerhans.
Pengamatan III:
a. Mengamati secara seksama daerah korteks. Memperhatikan zona glumerulosa,
zona fasikulata dan zona retikularis. Zona tersebut tidak jelas terpisah.
b. Mengamati secara seksama daerah
medulla. Memperhatikan sel-sel epitel berupa sel chromafin yang tersusun
membentuk jala-jala padat.
Pengamatan IV:
a. Mengamati secara seksama kelenjar keringat. Memperhatikan segmen
sekretori dan segmen salurannya.
b. Mengamati secara seksama kelenjar sebaceus di sekitar folikel rambut.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Pengamatan I :
a.
Pankreas
Gambar
|
Keterangan
|
|
1. Acini serosa
2. Pulau
langerhans
3. Sel alfa
4. Sel beta
|
b.
Papilla
Sirkumvelata
Gambar
|
Keterangan
|
|
1.
Lamina propia
2.
Kelenjar mukosa
3.
Kelenjar mukosa
4.
Intisel
|
Pengamatan
II : Kelenjat adrenal
Gambar
|
Keterangan
|
|
1. Glomerulosa
2. Fasikulata
3. Rettikular
4. Zona
retikularis
5. Zona medulla
6. Sel kromatin
|
Pengamatan
III : Duodenum/intestine
Gambar
|
Keterangan
|
|
1. Sel epitel
silindris
2. Sel argentavin
3. Sel goblet
4. Membrane basal
|
Pengamatan
IV : Human Brown Skin
Gambar
|
Keterangan
|
|
1. Saluran keluar
2. Sel kelenjar
3. Membrane sel
4. Kelenjar keringat
|
B.
Pembahasan
Pengamatan I : Pankreas dan Papilla Sirkumvelata
Pengamatan kelenjar pada pancreas dapat terlihat satu pulau langerhans
yang tersusun atas bagian-bagian seperti sel alfa, sel beta, dan acini serosa. Pulau
langerhans merupakan kumpulan sel yang lahir sebagai pertumbuhan keluar dari
saluran pancreas saat kejidupan embrional. Sel alfa merupakan sel yang berperan
dalam menghasilkan glikogen yang dibentuk oleh granuler dengan inti banyak. Sel
beta merupakan sel yang berfungsi menghasilkan hormone insulin dan gbula darah.
Acini serosa merupakan sel-sel yang membentuk pulau langerhans.
Pada pengamatan Papilla Sirkumvelata yang diamati adalah kelenjar mukosa
dan kelenjar serosa dan juga tredapat lamina propia. Lamina propia merupakan
bagian yang memiliki sel-sel sensorik dan berfungsi sebagai penerima rangsangan
kimia (komoreseptor). Kelenjar mukosa yaitu kelenjar yang menghasilkan secret
bersifat kental yang terdiri dari glikoprotein. Kelenjar mukosa sering disebut
sebagai penghasil mucus yang mana inti selnya terletak di tepi. Kelenjar serosa
merupakan kelenjar penghasil secret bersifat encer yang biasa berupa enzim dan
disebut sereus.
Pengamatan II : Kelenjar adrenal
Pada pengamatan ini yang diamati adalah kelenjar adrenal yang terdiri
atas zona glomerulosa, zona fasikulata, dan zona retikularis. Zona glomerulosa
tersusun atas kelompok lonjong dan terpisah satu sama lain oleh jaringan
penyambung vaskuler halus. Zona fasikulata tersusun dari sel-sel polygonal, sel-sel
itu tersusun dalam tali-tali yang memancar dari pusat kelenjarnya. Zona
retikularis, sel-selnya sedikit lebih gelap daripada zona fasikulata, banyak
dari sel itu mempunyai nucleus piknotik dan mengandung butiran-butiran pigmen.
Pengamatan III : Intestine/duodenum
Pada pengmatan ini yang diamati adalah sel-sel goblet yang mengandung
kelenjar uniseluler dan crypt of lieberkhun yang membangun kelenjar sederhana
dari kelenjar multiseluler. Sel goblet merupakan modifikasi dari sel epitel,
sedangkan pasa crypt of lieberkhun bersifat kelenjar tubular sederhana yang
berfungsi mengeluarkan getah usus. Pada bagian lain terdapat sel argentafin,
yang terdapat pada sel epitel lain yang menghasilkan hidrosotriatamin. Sel-sel
argentafin yang tampak sebagai penebalan dari ujung epitel silindris.
Pengamatan IV : Human Brown Skin
Pada pengamatan ini yang diamati
adalah kelenjar keringat dan kelenjar sebaceous. Kelenjar keringat bentuknya
tubuler bergulung, terdapat pada sekretori yang merupakan kelompok sel-sel
khusus yang menghasilkan secret, juga terdapat bagian saluran tubuler yang
mengantarkan secret keluar. Pada kelenjar sebaceous berbentuk seperti kantong
yang berisi sel-sel yang berbentuk kubus dengan inti bulat. Pada kelenjar ini
ditemukan sel minyak muda, membrane dasar, dan sel minyak tua yang
melangsungkan sekresi.
V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pada epitel berlapis banyak pipih menanduk terdapat
stratum korneum, sedangkan pada epitel berlapis banyak pipih tidak menanduk
tidak terdapat stratum korneum.
2.
Sel goblet terdapat diantara sel epitel silindris pada
vili usus.
3.
Kelenjar serosa dan mukosa yang terdapat pada papilla
sirkumvalata menghasilkan sekret yang terdiri dari glikopretein. Pada pankreas,
kita dapat melihat acini serosa, sel alfa dan sel beta.
4.
Pada korteks adrenal terdapat tiga zona, yaitu zona
glomerulosa, zona fasikulata, dan zona retikularis. Pada medulla adrenal
terdapat sel chromafin.
5.
Kelenjar keringat terdapat dibawah lapisan epidermis
kulit dan menyerupai tonjolan yang melekat pada folikel rambut. Kelenjar
sebaceus berbentuk seperti tetesan air dengan semacam rongga yang terdapat di
tengahnya dan letaknya tidak jauh dari kelenjar keringat.
B.
Saran
Saat melakukan praktikum, sebaiknya semua praktikan lebih
aktif dan teliti dalam melakukan pengamatan agar dapat mengamati bagian-bagian
maupun bentuk sel epitel yang membentuk kelenjar. Hal ini dilakukan agar tujuan
dari praktikum ini dapat tercapai.
Sebaiknya preparat atau bahan yang ada di laboratorium
dilengkapi agar praktikum dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan yang
ingin dicapai dalam praktikum ini dapat tercapai. Selain itu, sebaiknya
praktikan diberi kesempatan untuk melakukan pengamatan sendiri agar bisa
mamahami hasil praktikum yang di dapat.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Struktur
Hewan. Makassar : Makassar State University Press.
Adnan, Halifah
Pagarra.2006. Struktur Hewan. Makassar : Makassar State University
Press.
Bresnick, Stephen.
2003. Intisari Biologi. Jakarta : Hipokrates.
Delmann &
Brown.1989. Buku Teks Histologi Veteriner. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Fried, George
Hademenos.2005.Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Langganan:
Postingan (Atom)