A. Latar Belakang
Jaringan epithelium terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan yang berbeda memiliki struktur yang berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya jaringan (tissue) berasal dari bahasa latin yang berarti “tenunan”.
Jaringan yaitu struktur yang dibentuk oleh sekumpulan sel-sel yang biasanya memiliki sifat-sifat morfologis dan fungsi yang sama. Pada hewan multiseluler, dikenal ada empat jenis jaringan dasar, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat atau jaringan penyambung, jaringan otot dan jaringan saraf. Pada bagian ini, pembahasan dibatasi pada jaringan epitel penutup dan epitel kelenjar.
Jaringan epitel yaitu jaringan yang terdiri atas sel-sel yang biasanya bentuknya sama yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstra seluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel dapat mengalami pelipatan ke dalam dan invaginasi menembus jaringan yang di bawahnya, dan berkembang menjadi sel-sel sekresi atau sel-sel kelenjar. Jaringan epitel dibentuk dari ketiga lapisan lembaga, yaitu eksoderm, endoderm, dan mesoderm. Eksoderm menumbuhkan epitel permukaan tubuh dan derivatnya, endoderm menumbuhkan epitel saluran pencernaan dan pernafasan, dan mesoderm menumbuhkan epitel saluran kardiovaskuler, saluran urogenital dan rongga tubuh yang tidak berhubungan dengan dunia luar, misalnya rongga dada dan rongga perut. Jaringan epitel membalut permukaan tubuh.
Untuk dapat mengamati struktur berbagai jenis jeringan epitel, maka kita harus melakukan praktikum ini agar kita dapat lebih memahami struktur dan fungsi jaringan epitel.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu:
1. Tujuan umum yaitu mengamati berbagai jenis jaringan epitel dan kelenjar.
2. Tujuan khusus, yaitu:
a. Pengamatan I untuk mengamati epitel selapis pipih.
b. Pengamatan II unutk mengamati epitel selapis kubus.
c. Pengamatan III untuk mengmati epitel selapis selindris.
d. Pengamatan IV untuk mengmati epitel berlapis banyak palsu bersilia.
e. Pengamatan V untuk mengamati epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar (lainnya: jaringan penyambung, jaringan otot, dan jaringan saraf). Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi suatu struktur dan saluran. JArinagn epitel te4rdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama lain. Oleh karena itu jaringan epitel dapat dikatakan sebagai jaringan yang seluler. Tidak ada pembuluh darah dalam jarinagn kapiler yang terletak di jaringan bawahnya (Anonim, 2008).
Jaringan epithelium terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang berkemas dengan rapat. Bagian tersebut melindungi jaringan luar tubuh. Sel-sel epitel menyatu dengan erat, dengan sedikit bahan di antara sel-sel tersebut. Pada banyak epithelium, sel-sel tersebut dipatri menjadi satu oleh junction (persambungan) ketat. Pengemasan secara ketat ini memungkinkan epithelium berfungsi sebagai suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakanmekanis, serangan mikroorganisme yang menyusuo masuk dan kehilangan cairan (Campbell,2007).
Dua kriteria yang menjadi dasar pengelompokan epithelium adalah jumlah lapisan sel dan bentuk sel-sel pada permukaan bebasnya. Epitelium sederhana terdiri dari lapisan sel tunggal, sementara epithelium berlapis terdiri dari sel-sel majemuk yeng tersusun bertingkat. Epitelium berlapis semu sebenarnya berlapis tunggal, tetapi terlihat berlapis-lapis karena memiliki panjang yang berbeda-beda. Bentuk sel yang berada pada permukaan bebas epitel itu dapat berupa kuboidal (seperti dadu), kolumnar (seperti bata yang dijejer berdiri), atau squamosa (datar seperti tegel lantai). Dari penggabungan cir-ciri bentuk sel dan jumlah lapisan, kita dapatkan istilah seperti epithelium kuboidal sederhana dan epithelium skuamosa berlapis (Fried, 2005).
Jaringan epitel memiliki fungsi yang sangat luas, tergantung lokasi epitel pada suatu organisme. Jaringan epitel berfungsi, antara lain sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis, fisik, maupun secara kimiawi misalnya epitel yang terdpat pada kulit, sebagai organ eksteroreseptor yang mampu menerima rangsangan dari luar, seperti sel-sel neuroepitel pada puting pengecap, sebagai alal ekskresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme, sebagai alat osmoregulasi, membantu proses respirasi khususnya pada hewan akuatik, sebagai alat gerak, misalnya sayap pada kelelawar, sebagai alat nutrisi, sebagai alat absorbsi dan membantu pembentukan vitamin D dari provitamin D melalui bantuan cahaya matahari (Adnan, 2006).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari / tanggal : Jumat, April 2011
Waktu : Pukul 13.00 s.d.15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III timur FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Mikroskop
2. Preparat awetan Mammal Kidney
3. Preparat awetan intestine/duodenum
4. Preparat awetan Trakea kelinci
5. Preparat awetan human brown skin
C. Prosedur Kerja
Pengamatan I :
a. Mengamati secara seksama epitel selapis (endotelium) dari pembuluh darah. Memperhatikan inti sel epitel yang berbentuk pipih memanjang, terdiri dari sel-sel endotelium dan membran basal.
b. Mengamati secara seksama lapisan parietal kapsul Bowman’s. Memperhatikan inti sel epitel yang berbentuk pipih memanjang dan membran basal
Pengamatan II :
a. Mengamati secara seksama tubulus kontortus proksimal ginjal, terdiri dari lumen, sel epitel kubus dan membran basal. Struktur ini merupakan segmen awal dari nefron dan berkelok-kelok dan dibatasi oleh epitel selapis kubus.
b. Mengamati secara seksama tubulus kontortus distal ginjal, terdiri dari lumen, sel epitel pipih dan membran basal. Struktur ini sel-sel epitelnya lebih kecil dibanding dengan tubulus proksimal, namun lumennya lebih besar dibanding dengan tubulus proksimal.
Pengamatan III :
a. Mengamati secara seksama sayatan melintang usus halus, terutama pada lapisan epitel pembatas pada lapisan mukos.
b. Menggambar epitel selindris pada pembesaran 10 x 40
Pengamatan IV :
a. Mengamati secara seksama epitel berlapis banyak palsu bersilia yang membatasi lumen. Memperhatikan posisi sel basal, epitel selindris bersilia, sel goblet dan membran basal.
b. Menggambar hasil pengamatan
Pengamatan V
a. Mengamati secara seksama epitel berlapis banyak pipih pada daerah epidermis kulit. Memperhatikan posisi stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidium, stratum korneum dan membran basal.
b. Mengamati secara seksama epitel berlapis banyak pipih pada daerah epidermis papilla sirkumvalata lidah. Memperhatikan posisi stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidium, stratum korneum dan membran basal.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Pengamatan 1: Pengamatan pembuluh darah pada Mammal Kidney
Gambar | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. sel epitel pipih 2. inti sel 3. sitoplasma 4. lumen 5. membran basal |
Pengamatan 2: Pengamatan Tubulus Kontortus Ginjal pada Mammal Kidney
Gambar | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. sel epitel kubus 2. inti sel 3. sitoplasma 4. lumen 5. membran basal |
Pengamatan 3: pengamatan usus halus terhadap intestine/duodenum
Gambar | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. Lumen 2. Jonjot vili |
Pengamatan 4: pengamtan epitel berlapis banyak palsu bersilia terhadap tarkea kelinci
Gambar | Keterangan |
Pembesaran : 10 x 40 | 1. sel goblet 2. sel basal 3. membran basal 4. sel epitel silindris bersilia 5. inti sel 6. mucus 7. silia |
Pengamatan 5: pengamatan epitel berlapis banyak pipih terhadap human brown skin.
Gambar | Keterangan |
| 1. stratum korneum 2. stratum lusidium 3. stratum granulosum 4. stratum spinosum 5. stratum germinativum 6. membran basal |
B. Pembahasan
Pengamatan I
Di pengamatan preparat pertama menggunakan endotelium pembuluh darah pada Mammal kidney (ginjal). Pada preparat ini ditemukan epitel pipih selapis yang membungkus pembuluh darah di dalam endotelium. Sel-sel epitel tersebut bertumpu pada membran basal yang berfungsi menghubungkan epitel selapis pipih dengan jaringan di bawahnya yang memiliki banyak fungsi yang berbeda, seperti membantu mengorganisasikan peristiwa-peristiwa secara tersusun dalam proses metabolisme, menyaring pembuangan dari darah dalam ginjal, dan menyediakan jalur perpindahan sel-sel selama perkembangan. Inti selnya berbentuk pipih dan terletak di tengah-tengah sel dan selnya berbentuk pipih memanjang dan susunannya rapat sehingga di sebut sel epitel pipih. Endotelium darah pada ginjal berfungsi sebagai pelapis bagian dalam rongga dan saluran. Berdasarkan teori, terdapat inti sel dalam sel yang fungsinya mengatur setiap aktifitas dari sel. Kemudian terdapat lumen di bagian tengah ruang-ruang kosong.
Pengamatan preparat pada lapisan parietalis kapsul Bowman’s terdapat epitel selapis pipih. Sel epitel pipih yang ditemukan sedikit berbeda dengan sedikit berbeda dengan yang ada pada endotelium pembuluh darah ginjal. Sel epitelnya mempunyai inti bebentuk pipih yang berada di tengah-tengah sel, glomerulus, membran basal, dan lumen.
Pengamatan II
Pengamatan preparat kedua menggunakan tubulus kontortus proksimal ginjal. Ditemukan sel epitel kubus yang terletak dan melekat di bagian membran basal. Berbentuk mirip persegi empat yang bersusun dan berderet dengan intiyang terletak di tengah dan bentuknya. Ditemukan juga epitel kubus selapis yang strukturnya hampir mirip dengan epitel selapis kubus pada tubulus kontortus proksimal. Hanya saja bentuk selnya lebih kecil. Yang membedakan antara kedua tubulus tersebut terletak pada bentuknya, pada tubulus kontortus proksimal bentuk selnya besar tetapi lumennya kecil, sedangkan pada tubulus kontortus distal bentuk selnya berukuran lebih kecil akan tetapi lumennya besar. Sama seperti sel epitel pipih, epitel kubus juga duduk pada satu membrane yaitu membran basal.
Pengamatan III
Pengamatan preparat ketiga ini digunakan penampang melintang usus halus atau sayatan melintang intestine/duodenum. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terlihat adanya lipatan-lipatan usus berbentuk semacam tonjolan yang disebut jonjot usus atau vili usus selain itu, terdapat pula mukos dan lumen. Di dalam jonjot/vili tersebut terdapat sekumpulan sel epitel selindris selapis yang susunannya rapat dengan inti ayng berbentuk oval. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung, juga berfungsi sebagai sekresi karena terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan mukos.
Dilihat dari permukaan sel epitel selapis silindris tampak seperti epitel kubus, tetapi jika dilihat dari samping akan tampak seperti pilar-pilar yang berhimpitan tegak lurus dengan inti yang lonjong atau oval. Epitel selapis silindris melekat pada membran basal. Terdapat juga lumen yang terletak di ruang antara tumpukan sel.
Pengamatan IV
Pengamatan preparat keempat menggunakan preparat trakea kelinci. Pada epitel berlapis banyak palsu bersilia, ditemukan silia, membrane basal dan sel goblet. Dikatakan berlapis banyak palsu karena epitel ini sebenarnya tidak berlapis, tetapi karena letak dari sel-sel yang membangunnya tidak sama tinggi, maka epitel ini terlihat seolah-olah bertingkat atau berlapis. Epitel ini tersusun atas tiga macam sel, yaitu sel basal yang merupakan sel yang permukaannya tidak sampai pada bagian aveksdan terlihat bertumpu pada membrane basal, selanjutnya sel goblet yang merupakan kelenjar uniseluler serta sel selindris bersilia. Sel goblet adalah sel penghasil mukos atau lendir pada trakea kelinci, sedangkan membran basal yaitu tempat bertumpunya sel-sel tersebut.
Pengamatan V
Pengamatan preparat kelima digunakan preparat epitel berlapis banyak menanduk pada daerah epidermis kulit. Ditemukan beberapa lapisan sel kulit mati (keratin),yang disebut dengan epitel selapis menanduk. Pada epitel berlapis banyak menanduk ini terdapat sel-sel yang superfisial mengalami transformasi menjadi lapisan keratin yang kuat dan tidak hidup dan melekat sangat kuat pada sel-sel hidup yang berada di bawahnya. Pengamatan yang dilakukan pada preparat papilla sirkumvalata ditemukan epitel berlapis pipih yang terdiri dari empat lapisan, stratum lusidium,stratum spinosum,
stratum granulosum,stratum germinativum.
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Epitel selapis pipih dapat ditemukan membatasi lumen pada pembuluh darah.
2) Epitel selapis kubus ditemukan membatasi lumen saluran penampung ginjal (tubulus kontortus proksimal dan ginjal).
3) Epitel selapis silindris ditemukan membatasi lumen pada usus halus.
4) Pada epitel berlapis banyak palsu bersilia, ditemukan silia, membrane basal dan sel goblet.
5) Pada epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk ditemukan beberapa lapisan sel kulit mati (keratin),yang disebut dengan epitel selapis menanduk.
2. Saran
Saat melakukan praktikum, sebaiknya semua praktikan lebih aktif dan teliti dalam melakukan pengamatan agar dapat mengamati bagian-bagian maupun bentuk sel epitel. Hal ini dilakukan agar tujuan dari praktikum ini dapat tercapai.Sebaiknya preparat atau bahan yang ada di laboratorium dilengkapi agar praktikum dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Struktur Hewan. Makassar : Makassar State University Press.
Campbell,dkk. 2007. Biology jilid 3 edisi 5. Jakarta: Erlangga
George H.Fried,dkk.2005. Schwan’s Outlines Biology Edisi kedua. Jakarta:Erlangga.
gambarnya ga ada?
BalasHapus